Jumat, 28 Oktober 2011
Kamis, 20 Oktober 2011
PENGERTIAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN
PENGERTIAN
UNSUR-UNSUR
PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
Nama : Andi M Taufik AR
Jurusan : Pendidikan Kewarganegaraan
STKIP
MUHAMMADIYAH BONE
KAMPUS
III KAHU
JURUSAN
IPS
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
2011/2012
UNSUR UNSUR PENDIDIKAN
Peserta Didik
Peserta
didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan
demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang
ingin diakui keberadaannya.
Berikut ciri khas peserta didik yang
perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi
fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan
bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan
untuk mandiri.
Orang yang Membimbing (Pendidik)
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik
mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran,
latihan, dan masyarakat.
Interaksi Antara Peserta Didik dengan Pendidik (Interaksi
Edukatif)
Interaksi
edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan
manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
Ke Arah Mana Bimbingan Ditujukan (Tujuan Pendidikan)
1.Alat dan Metode
Alat
dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan
dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat
jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan
dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
2. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (Lingkungan
Pendidikan)
Lingkungan
pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
LEMBAGA PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM SOSIAL
Lembaga / lingkungan pendidikan
adalah tempat dilaksanakan kegiatan pendidikan.
Di Indonesia dikenal istilah tiga pusat pendidikan yang terdiri dari:
Di Indonesia dikenal istilah tiga pusat pendidikan yang terdiri dari:
Ø LP keluarga
Ø LP sekolah
Ø LP masyarakat
Masing-masing LP ini mempunyai
tugas dan tanggung jawab yang berbeda dalam menjalankan kegiatan pendidikan,
namun kegiatannya saling menunjang dan punya tujuan yang sama: mewujudkan
tujuan pendidikan.Hal ini menunjukan bahwa lembaga pendidikan sebagai sistem
sosial, artinya bahwa lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan pada lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
LEMBAGA/ LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. LP Keluarga
1) Pengertian
Keluarga merupakan
lembaga/lingkungan pertama dan utama yang dikenal anak, hal ini disebabkan
karena kedua orang tuanyalah orang yang pertama dikenal anak. Sehingga
pendidikan, bimbingan, perhatian, dan kasih sayang yang pertama dirasakan anak
adalah dari keluarga
Lembaga pendidikan keluarga
memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan
pribadi anak. Kehadiaran anak di dunia ini disebabkan hubungan kedua orang tua,
maka mereka yang harus bertanggung jawab terhadap anak.
Seorang anak di lahirkan dalam keadaan tidak berdaya dan dalam keadaan ketergantungan dengan orang lain tidak mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sediri ia dilahirkan dalam keadaan suci bagaikan kertas putih yang kosong sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Seorang anak di lahirkan dalam keadaan tidak berdaya dan dalam keadaan ketergantungan dengan orang lain tidak mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sediri ia dilahirkan dalam keadaan suci bagaikan kertas putih yang kosong sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan demikian terserah kepada
orang tua untuk memberikan corak warna yang dihendaki terhadap anaknya.
kenyataan tersebut menunjukkan bahwa kehidupan seorang anak pada saat itu
benar-benar tergantung pada orang tuanya. Orang adalah tempat menggantungkan
diri bagi anak secara wajar. Oleh karena itu menurut ajaran islam untuk
terbinanya situasi keluarga sakinah yang bernuansa islami hendaklah menjadikan
kriteria agama menjadi kriteria utama.
Untuk mendukung terjalinnya
proses tersebut di perlukan keberadaan kehidupan rumah tangga yang harmonis.
Kegagalan pendidikan di rumah tangga akan berdampak cukup besar pada proses pendidikan
anak .
Barang siapa yang menelantarkan
anak dari pendidikan (agama) yang akan bermanfaat baginya, serta membiarkannya
hidup sia-sia tanpa guna, ia telah melakukan kesalahan yang fatal. Karena,
kerusakan yang terjadi pada kebanyakan anak berasal dari orang tua dan
ketidakpedulian mereka atas pendidikan anak mereka.
Sebagai orang tua seharusnya
senantiasa mengikuti dan mengawasi kondisi anak-anak walaupun sudah dewasa.
Seharusnya orang tua tetap mengawasi kondisi anak-anaknya, mengikuti
perkembangan mereka. Melaksanakan apa yang Allah wajibkan kepada keduanya
terhadap mereka, berupa memberi nasehat, petunjuk, peringatan, anjuran berbuat
baik, dan menghindari kejelekan. Baik kepada anak yang masih kecil maupun yang
sudah besar.
Oleh karena itu, perlu disadari oleh setiap keluarga (orang tua) bahwa tugas dan tanggung jawab mereka mendidik anak, tidak selesai dengan menyerahkan anak kepada lembaga pendidikan, baik sekolah maupun pesantren. Sebab tanggung jawab utama mendidik anak tetap ada pada keluarga. LP lainnya hanya bersifat membantu melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Orang tua bertanggung jawab memperhatikan pendidikan anak terutama ketika anak tidak berada dibawah tanggung jawab lembaga pendidikan tertentu. Akan lebih bagus lagi jika orang tua tetap memperhatikan perkembangan anaknya walaupun anak itu sedang dididik di sekolah atau pesantren.
Oleh karena itu, perlu disadari oleh setiap keluarga (orang tua) bahwa tugas dan tanggung jawab mereka mendidik anak, tidak selesai dengan menyerahkan anak kepada lembaga pendidikan, baik sekolah maupun pesantren. Sebab tanggung jawab utama mendidik anak tetap ada pada keluarga. LP lainnya hanya bersifat membantu melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Orang tua bertanggung jawab memperhatikan pendidikan anak terutama ketika anak tidak berada dibawah tanggung jawab lembaga pendidikan tertentu. Akan lebih bagus lagi jika orang tua tetap memperhatikan perkembangan anaknya walaupun anak itu sedang dididik di sekolah atau pesantren.
2) Tugas
Lembaga pendidikan pertama dan utama dalam
membentuk pola kepribadian anak.
Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar pada anak.Mengajarkan ilmu agama, Akhlaqul karimah, dan pandangan hidup pada anak demi kehidupannya.Membentuk pribadi yang utuh.
Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar pada anak.Mengajarkan ilmu agama, Akhlaqul karimah, dan pandangan hidup pada anak demi kehidupannya.Membentuk pribadi yang utuh.
Meletakkan landasan bagi perkembangan anak pada
masa berikutnya.
B. LP Sekolah
1) Pengertian
Keluarga (orang tua) merupakan
pihak pertama dan utama yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Sebab
orang tualah yang membuat dan melahirkan anak. Selain itu kesuksesan anak
adalah kesuksesan orang tua juga, dan sebaliknya kegagalan anak adalah
kegagalan orang tua juga.
Namun tatkala dihadapkan dengan
ralita keterbatasan ilmu, kemampuan dan kesempatan yang dimiliki oleh orang
tua, mereka menyerahkan tanggung jawab tarbiyah dan pendidikan tersebut kepada
lembaga-lembaga tarbiyah yang tersedia, atau kepada para pendidik seperti
ustadz dan ustadzah yang memiliki kemampuan dan tanggung jawab pendidikan.
Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun sekolah merupakan hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Anak mengalami perubahan dalam perilaku sosialnya setelah ia masuk ke sekolah. Di rumah ia hanya bergaul dengan anggota keluarga yang terbatas jumlahnya, terutama dengan anggota keluarga dan anak-anak tetangga. Suasana dirumah bercorak informal dan banyak tindakan yang diizinkan menurut suasana di rumah. Anak itu mengalami suasana yang berbeda di sekolah. Ia bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah seorang di antara puluhan murid lainnya di dalam kelas. Dengan suasana kelas demikian, anak itu melihat dirinya sebagai salah seorang di antara anak-anak lainnya.
Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun sekolah merupakan hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Anak mengalami perubahan dalam perilaku sosialnya setelah ia masuk ke sekolah. Di rumah ia hanya bergaul dengan anggota keluarga yang terbatas jumlahnya, terutama dengan anggota keluarga dan anak-anak tetangga. Suasana dirumah bercorak informal dan banyak tindakan yang diizinkan menurut suasana di rumah. Anak itu mengalami suasana yang berbeda di sekolah. Ia bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah seorang di antara puluhan murid lainnya di dalam kelas. Dengan suasana kelas demikian, anak itu melihat dirinya sebagai salah seorang di antara anak-anak lainnya.
Jadi di sekolah anak itu belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru yang memperluas
keterampilan sosialnya. Ia juga berkenalan dengan anak yang berbagai ragam
latar belakang dan belajar untuk menjalankan peranannya dalam struktur sosial
yang dihadapinya di sekolah. Dalam perkembangan fisik dan psikologis anak,
selanjutnya anak memperoleh pengalaman-pengalaman baru dalam hubungan sosialnya
dengan anak-anak lain yang berbeda status sosial, kesukuan, agama, jenis
kelamin dan kepribadiannya. Lambat laun ia membebaskan diri dari ikatan rumah
tangga untuk mencapai kedewasaan dalam hubungan sosialnya dengan masyarakat
luas.
2) Tugas Lembaga Sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga
yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar
serta memperbaiki dan mengarahkan akhlaq tingkah laku anak didik yang dibawa
dari keluarganya. Sementara dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan
sekolah dengan melalui kurikulum, antara lain yaitu,
a.
Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara
guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru
(karyawan).
b.
Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan
sekolah.
c.
Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
C. LP Masyarakat
1) Pengertian
Merupakan salah satu LP
pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap pengembangan pribadi seseorang.
Dalam fungsinya sebagai mahluk sosial, manusia dalam kehidupan sementara
berhubungan dan memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena itu tidak mungkin
bisa hidup secara layak tanpa berintraksi dengan lingkungan masyarakat dimana
mereka berbeda.
Pendidikan anak ternyata tak sebatas dalam lingkup keluarganya dan sekolah semata. Ketika kematangan sosial anak terus bertambah, bertambah pula ruang lingkupnya. Teman menjadi satu kebutuhan tersendiri bagi si anak. Teman bermain, teman belajar di sekolah, suatu saat menjadi bagian hidup seorang anak.
Pendidikan anak ternyata tak sebatas dalam lingkup keluarganya dan sekolah semata. Ketika kematangan sosial anak terus bertambah, bertambah pula ruang lingkupnya. Teman menjadi satu kebutuhan tersendiri bagi si anak. Teman bermain, teman belajar di sekolah, suatu saat menjadi bagian hidup seorang anak.
Pada saat itulah, orang tua
harus menyadari betapa pentingnya pengawasan mereka terhadap anak-anak.
Mengarahkan anak-anak, memilihkan teman yang baik untuk mereka, menjadi
kewajiban bagi setiap orang tua yang menghendaki keselamatan anak-anaknya.
Tidak jarang terjadi, orang tua yang telah berusaha menanamkan budi pekerti
yang baik pada anak-anaknya di tengah keluarganya, mendapati anaknya menjadi
seorang yang bengal dan rusak, akibat salah bergaul dengan teman-temannya. Ini
tidaklah mengherankan, karena bagaimanapun teman akan memberikan pengaruh yang
besar terhadap diri seseorang.
Bentuk-bentuk LP masyarakat: kursus, pesantren,
kejar paket A, pelatihan kerja, majlis ta’lim, karang taruna, media massa,
serta pergaulan dalam masyarakat.
2) Tugas
Mengajarkan dan mengembangkan nilai budaya,
sosial, moral, agama, dan pola pergaulan
Memberikan pengetahuan dan ketrampilan prkatis
Lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyrakat.
a.
Di rumah atau di dalam keluarga anak berinteraksi
dengan orang tua (atau pengganti orang tua) dan segenap anggota keluarga
lainnya. Ia memperoleh pendidikan informal, berupa pembentukan
pembiasaan-pembiasaan (habit formation) seperti adab makan, tidur, bangun pagi,
mandi, berpakaian, berakhlaqul karimah, dan lain sebagainya. Pendidikan
informal dalam keluarga akan banyak membantu dalam meletakkan dasar pembentukan
kepribadian anak. Misalnya sikap disiplin, lembut/kasar, rapi/rajin,
penghemat/pemboros, dan sebagainya dapat tumbuh berkembang dengan kebiasaannya
di rumah
b.
Di sekolah anak berinteraksi dengan guru-guru
(pengajar) beserta bahan-bahan pendidikan dan pengajaran, teman-teman peserta
didik lainnya, serta pegawa-pegawai tata usaha. Ia memperoleh pendidikan formal
(terprogram dan terjabarkan dengan tetap) di sekolah berupa pembentukan
nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap bidang studi/ mata
pelajaran. Akibat bersosialisasi dengan pendidikan formal, terbentuklah
kepribadiannya untuk tekun dan rajin belajar disertai dengan keinginan untuk
meraih cita-cita akademis yang setinggi-tingginya.
c.
Di masyarakat anak berinteraksi dengan seluruh anggota
masyarakat yang beraneka ragam, seperti orang-orang, benda-benda, dan
peristiwa-peristiwa. Ia memperoleh pendidikan nonformal atau pendidikan luar
sekolah berupa berbagai pengalaman hidup. Agar masyarakat dapat melanjutkan
eksistensinya, maka kepada generasi muda harus diteruskan atau diwariskan
nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan dan bentuk-bentuk pola perilaku
lainnya. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai sosialisasi, dan
belajar adalah sosialisasi yang berkesinambungan.
Langganan:
Postingan (Atom)